Jumat, 17 Januari 2014

Contoh Cerpen




Ibunda, Kenapa Engkau Menangis?



Suatu ketika, ada seorang anak laki-laki yang bertanya kepada ibunya, “ Ibu, mengapa Ibu menangis? “ Ibunya menjawab, “ Sebab, Ibu adalah wanita, Nak. “
“ Aku tak mengerti. “ kata si anak lagi. Ibunya hanya tersenyum dan memeluknya erat. “ Nak, kamu memang tak akan pernah mengerti.... “
            Kemudian, anak itu bertanya pada ayahnya. “ Ayah, mengapa Ibu menangis? Sepertinya Ibu menangis tanpa ada sebab yang jelas? “. Sang Ayah menjawab, “ Semau wanita memang menangis tanpa ada alasan. “ hanya itu jawaban yang bisa diberikan sang ayah.

Si anak kemuadian tumbuh menjadi remaja namun tetap membawa pertanyaan itu dalam benaknya. Pada suatu malam, ia bermimpi dan bertanya kepada Tuhan. “ Ya Allah, mengapa wanita mudah sekali menangis? “
            Dalam mimpinya, Tuhan menjawab, “ Saat kuciptakan wanita, aku membuatnya menjadi sangat utama. Kuciptakan bahunya, agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya. Namun, bahu itu harus cukup nyaman dan lembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur.
            Kuberikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan dan mengeluarkan bayi dari rahimnya, walau seringkali ia kerap menerima cerca dari anaknya itu. Kuberikan keperkasaan, yang akan membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah, saat semua orang sudah putus asa. Pada wanita, kuberikan kesabaran untuk merawat keluarganya, walau letih, walau sakit, walau lelah, tanpa berkeluh kesah. Kuberikan kepada wanita perasaan peka dan kasih sayang untuk mencintai semua anaknya, dalam kondisi dan situasi apapun. Walau, tak jarang anak-anaknya itu melukai perasaannya, melukai hatinya. Perasaan itu pula yang akan memberikan kehangatan pada bayi-bayi yang terkantuk menahan lelap. Sentuhan inilah yang akan memberikan kenyamanan saat didekap dengan lembut olehnya.
            Kuberikan kepada wanita kekuatan untuk membimbing suaminya, melalui masa-masa sulit dan menjadi pelindung baginya. Bukankah tulang rusuklah yang melindungi setiap hati dan jantung agar tak terkoyak? Kuberikan kepadanya kebijaksanaan untuk memberikan pengertian dan menyadarkan bahwa suami yang baik adalah yang tak pernah melukai istrinya. Walau, seringkali pula, kebijaksanaan itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada suami, agar tetap berdiri , sejajar, saling melengkapi, dan saling menyayangi.

            Dan, akhirnya... Kuberikan ia air mata agar dapat mencurahkan perasaanya. Inilah yang khusus kuberikan kepada wanita, agar dapat digunakan kapan pun ia inginkan. Hanya inilah kelemahan yang dimiliki wanita, walaupun sebenarnya air mata ini adalah air mata kehidupan. “

            Maka, dekatkanlah diri pada Ibu kita jika atau selagi beliau masih hidup.




Created by    : Fathya Hayati Febrizka
School          : SMPN 1 Lebong Utara
Class            : VIII Bilingual



0 komentar:

Posting Komentar

 

Fathya Hayati Febrizka Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template